Jumat, 03 Februari 2012

Cerpen remaja karya kimey halim



cerpen Karya : Kimey Halim

Dibalik Buku Harian



                Sang surya kembali menampakan senyumnya, tak terasa jam didinding kamarku menunjukan pukul 06:00 pagi , saatnya ku bangkit dari tempat tidurku dan melawan rasa kantuk dimata ku ini
          Pagi ini udara sangat sejuk saatnya aku harus bergegas berangkat kesekolah untuk menimba ilmu, perjalanan yang cukup lama membuat ku lelah tapi  udara yang sejuk ini  membuatku semangat kembali untuk menjalani  hari-hari ini.
          Aku duduk dibangku kelas IX di SMPN Bina Karya. Disekolah aku hanya mempunyai seorang sahabat yang sanga baik kepada ku, ia adalah Ani. Kami selalu bersama-sama untuk meraih masa depan yang gemilang disekolah kami. Persahabatan kami dimulai dari taman kanak-kanak , sejak taman kanak-kanak hingga SMP kami selalu bersama-sama dan selalu kompak  , Ani selalu jujur padaku begitu juga dengan diriku. Pagi ini aku dan Ani mempunyai rencana , setelah pulang sekolah akan pergi ketoko buku , aku dan Ani ingin membeli buku resep masakan , aku ingin belajar memasak bersama Ani, jujur saja di usia ku sekarang aku belum bisa memasak makanan yang enak.
          Belum sempat meneruskan pembicaraan tiba-tiba bel berbunyi, jam masuk pun tiba kini saatnya ku  untuk mencari ilmu, jam pelajaran pertama dimulai, aku menengok ketempa duduk Danu, Danu adalah teman sekelasku. Ya jujur saja aku memang menyukai Danu sejak pertama kali melihatnya , tapi apakah danu menyukai diriku, aku termenung sejenak ku mengira danu menyukai ku tapi aku tidak yakin dengan itu semua. Pelajaran hari ini ku lewati dengan merenung, sungguh disayangkan. Jam pertama dan kedua telah berakhir saatnya ku menginjakan kaki kekantin.

Ani  menghampiriku,
“ kenapa kok bengong disini? “ Tanya ani.
“ aku sedang bimbang, menurutmu apakah danu menyukai ku?” Tanya ku kembali dengan penasaran
“ ya ampun, memang kamu menyukai danu?” Tanya ani.
“ sepertinya begitu, aku juga tidak bisa menahan rasa didadaku ini ” jawabku.
“ yasudah jadian saja kalau begitu ,hehe” jawab ani dengan nada setengah mengejek ku.
Akupun merenungkan kembali kata-kata ani barusan.
          Tak terasa jam pulang sekolah telah tiba , waktunya ku bergegas bersama ani untuk menuju toko buku langganan kami. Diperjalanan ku melihat danu bersama seorang wanita yang tidak ku kenal, ku curiga sekaligus cemburu padanya , ku berfikir apakah wanita itu adalah kekasih Danu, ah rasanya tidak mungkin. Ani memukul pundakku dengan secepat kilat ,
“hey melamun lagi- melamun lagi, bagaimana sih kamu ini?, kalau suka sama danu langsung aja bilang sama orangnya” ani berkata padaku.
“ emm, kamu enggak tau sih perasaan ku seperti apa sekarang, malu tau masa cewek duluan yang nyatain perasaannya “ jawabku.
“ ya enggak apa-apa kali . kamu kan punya hak buat menggungkapkan isi hati kamu” jawab ani.
“ iihh si ani ya bikin aku jadi tambah salting aja nih” jawabku malu.
Ani hanya tersenyum kecil padaku.
          Hari ini telah ku lewati dengan gembira bersama ani, sesampai dirumah ani, ani berkata padaku “ emm, kamu gak apa-apa kan kalau aku tinggal pergi ke Medan”
“ loh, kok begitu memangnya ada apa?” Tanya ku.
“ nenek ku sakit-sakitan , aku ingin menjenguk dan merawat nenek ku di Medan” jawab ani.
“ tapi sampai kapan kau disana?” Tanya ku
“ mungkin satu bulan atau lebih “ jawab ani
 “ ya ampun lama sekali ni, nanti kalau tidak ada kamu aku bermain dan curhat dengan siapa dong?” Tanya ku.
“kan masih ada danu, biar bagaimanapun juga danu kan teman kita juga, ya walaupun kamu belum terlalalu mengenal danu” jawab ani
“ya sudah aku akan melepasmu” jawabku dengan nada sedih :’( .
“ emm, kamu jaga diri baik-baik ya selama aku gak ada di samping kamu “ ani berkata padaku
“ oke bos, J tapi kok kamu sepertinya mengenal danu jauh seperti yang aku bayangkan?” Tanya ku penasaran
“ ya karena mama papa ku berteman dengan ayah bunda danu , jadi kami sudah saling mengenal”jawab ani
“ooohhh begitu, ya sudah aku pamit pulang dulu yani, hati-hati dirumah ya, dah “
“oke, dah-dah”
          Malam yang dingin ku lewati sendiri, orang tua ku selalu meninggalkan ku untuk berbisnis , entah kapan mereka akan kembali . ku duduk didekat jendela kamar, ku merenungkan jalan cerita hidupku ini,  sepertinya  hidupku ini sangat malang. Malam yang dingin ini berlalu sangat cepat.
                                                          Mentari pagi menyapaku dengan sinarnya yang                                               cerah. Hari ini akan ku lewati tanpa kehadiran                                                         ani disisiku. Aku mengikuti saran ani untuk                                                                   mendekati danu dan bercengkrama dengannya.                                                          Akhirnya aku mulai dekat dengan danu , hatiku                                                         ini sangat bahagia, rasanya seperti terbang                                                           melayang dan membelah atmosfer. Ku                                                                      memberanikan diri ini untuk meggungkapkan isi                                                       dihati ku ini dengan harapan danu akan                                                                    menyukaiku juga.
                                                “ danu sebenarnya aku menyukaimu sejak                                                       pertama kali melihat mu, apakah perasaanmu                                                 juga begitu?” kata ku.
                                                “sebenarnya aku sudah mempunyai pacar, aku                                                 tidak mungkin menduakannya, for me she everything always ever and forever no can that     replace, you understand?” jawab danu.
                                                “ who ? (siapa)” Tanya ku
                                                “ani , she is my girlfriend” jawab danu
                                                “what, kok selama ini dia ga pernah bilang padaku, ternyata selama ini kedekatan kalian sebagai sepasang kekasih, oh my god, help me please” jawab ku
“sebenarnya ia ingin mengatakannya pada mu tapi dia tidak ingin membuatmu bersedih dan kecewa mangkanya dia tidak member tahumu.” Jawab danu.


“ dengan begini justru hatiku lebih sedih , hati ku rasanya sangat sakit, seperti terbelah dengan pisau belatih, yaampun sakit sekali danu.” Jawabku
“ yasudah jangan menangis dong, ku diberi  amanat oleh ani untuk menjagamu, jadi jangan menangis ya J
Akupun spontan meningalkan danu dengan deraian air mata yang mengalir cepat.
Ternyata day that me guess will happy end in fill with tears :’( , making disappointed that very ultra :’(
          Setelah kejadian hari itu aku tidak pernah bertemu dengan danu lagi. Hari demi hari ku lalui tanpa seorang teman. Ku lalui hari demi hari dengan menuntut ilmu yang lebih dalam lagi tanpa memikirkan hal-hal yang membuatku sedih kembali. Tak terasa sudah satu bulan lebih ani meninggalkan ku, aku pun inggin mengetahui apakah ani sudah kembali ke Jakarta  atau belum. Ku bertanya pada ayah ani “ paman apakah ani sudah pulang keJakarta?”


“paman tidak tahu nak, itu semua tergantung pada ani sendiri, paman tidak bisa memaksakan ani untuk kembali ke Jakarta , dan paman tidak bisa memastikannya” jawab ayah ani.
“ kalau begitu bolehkah aku masuk ke kamar ani untuk meletakan surat ini?”
“tentu saja boleh nak , silahkan masuk”
“terimakasih paman”
         Ku membuka pintu kamar ani, kamar ani terasa sunyi & hampa, dilangit-langit kamarnya terdapat sarang laba- laba, mataku tertuju pada meja belajar ani , aku                                             meletakan surat ini didekat buku harian ani , aku ingin  sekali membaca buku harian itu,tapi apakah itu tidak  apa-apa. Aku memberanikan diri ini untuk membuka                                                 buku harian itu, ku baca lembaran yang kusam itu ku temukan cerita tentang danu, aku membuka lembaran  berikutnya, betapa terkejutnya aku , lembaran ini                           menceritakan tentang penyakitnya yang dia rahasiakan   pada ku, ternyata selama ini ia menderita penyakit Gagal ginjal. dan tarnyata ia pergi ke Medan bukan   untuk menjenguk neneknya ,melainnkan sebagai alasan  pergi dariku. Aku tidak percaya dengan kenyataan pahit yang harus kuterima ini. Selama ini ani tidak   menceritakan penyakitnya pada ku, mengapa? . Dia sangat mengecewakanku. Selama ini ani tidak mempunyai cirri-ciri penyakitnya, jadi bagaimana aku tahu. Aku tidak bisa menahan bendungan air mata ini  Hal ini seperti mimpi buruk yang menghantui diriku.  Aku ingin sekali bertemu dengan ani pada saat itu juga agar aku dapat memeluknya dengan erat, ku tidak ingin kehilangan sahabat yang sangat ku sayangi. Ya tuhan berilah kesembuhan pada sahabatku ini, tolong tuhan, tolong aku sangat membutuhkan kekuatan mu. Ku bertanya pada ayah anipaman , kenapa paman tidak member tahu ku tentang penyakit ani?”
“maafkan paman nak, ani menyuruh paman untuk tidak memberitahu semua ini pada mu, ia tidak ingin melihatmu sedih & kecewa padanya”
Aku tidak tahu harus berkata apalagi seakan bibirku kaku & membisu. Semua ini lebih menyakitkan dibandingkan saat ani merahasiakan hubungannya dengan danu.
          Hari-hari datang silih berganti , ku lewati semuanya dengan mimpi buruk yang membayang-bayangiku. Hari ini ku mendengar kabar bahwa ani telah kembali. Wajahku berseri kembali , ku bangkit dari keterpurukan ini. Akhirnya aku bertemu dengan ani, aku langsung memeluk ani, dan berkata  “ ani ,aku sangat merindukanmu, mengapa kamu berbohong padaku, mengapa kamu menyembunyikan penyakitmu?”
“maafkan aku, aku tidak ingin membuatmu bersedih dan akhirnya meneteskan air mata, aku tidak ingin membuatmu seperti itu hanya karena aku”
“tapi jangan seperti ini ani, jngan membohongiku , berkatalah jujur pada ku ani”
“aku benar-benar minta maaf, please maafkan aku ya?”
“baiklah aku memaafkanmu,tapi jangan ulangi perbuatanmu ini lagi ya, emm apakah penyakitmu sudah sembuh?”
“oke bos aku berjanji untuk tida mengulangi perbuatanku lagi J. Dan aku sudah sembuh dong, aku pulang karena aku ingin sekali bertemu dengan mu sahabatku”
“wow, bagus kalau begitu ni, ayo ceritakan pada ku pengalamanmu selama satu bulan lebih ini.”
          Hari-hariku berjalan seperti saat ani berada disisiku seperti dulu lagi , aku sangat bahagia . ku lewati hari demi hari bersama ani dengan gembira tanpa mementingkan kekasih lagi. Sampai saat ini kami masih bersahabat dan selalu bersama.


http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6618546554679848952#editor/target=post;postID=8873409950520964226

Tidak ada komentar:

Posting Komentar